NUNUKAN – Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan membuka jalur pendidikan nonformal melalui kegiatan Tutor Siaga ( SiToga).
Program ini merupakan strategi layanan pendidikan bertujuan meningkatkan angka harapan sekolah pada usia 7 hingga 25 tahun keatas.
Selain warga yang putus sekolah SiToga juga melayani masyarakat yang telah mengikuti jenjang pendidikan kesetaraan.
Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, Akhmad mengatakan, program tersebut merupakan kegiatan yang memfasilitasi program pendidikan paket A, B, dan C melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di setiap Kecamatan.
“ Jadi yang akan kami buka itu, tempat yang belum terlayani pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal seperti paket A B dan C, seperti Lapas Nunukan dan di perusahaan perkebunan sawit,” kata Akhmad, Rabu (18/5) di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan.
Dinas Pendidikan akan mendata warga binaan dan pekerja buruh kebun sawiit di perbatasan yang selama ini belum menyentuh pendidikan hingga pendidkanya hanya tamat Sekolah Dasar dan SMP.
Tanaga pendidik atau tutor yang bertugas dalam program SiToga akan berkunjung ke perkebunan membuat sanggar kegiatan belajar (SKB) dan memberikan pembelajaran sesuai dengan kurikulum Nasional.
“ Yang tersentuh selama ini hanya di wilayah Perkotaan melalui PKBM, begitu program ini kita luncurkan langsung kita jemput bola kesana mendatangi warga yang belum mendapatkan layanan pendidikan,” tambahnya.
Mantan Kadis Disdukcapil ini akan mempersiapkan tenaga guru dari satuan pendidikan dan masyarakat yang memenuhi kualifikasi pendidikan, tugasnya mencari, mendata dan mendampingi pendidikan warga di setiap kecamatan.
Sebelum bertugas, tenaga pendidik program SiToga dibekali pembelajaran berbasis modul pendidikan kesetaraan yang bermuatan penguasaan literasi, numerasi dan karakter agar dapat memberikan pencerahan, pemahaman , dan penguatan belajar baik individu maupun secara kolektif kepada peserta didik.
Dengan program si Toga dipastikan dapat meretas kebutaaksaraan dan meningkatkan jenjang pendidikan masyarakat yang sama sekali belum pernah mengenyam pendidikan di wilayah perbatasan.
“ Kita masih merancang berapa anggaran yang dibutuhkan pada saat kegiatan ini berjalan, kami melakukan pendekatan ke Baznas dan juga beberapa perusahaan perkebunan agar ikut andil mensukseskan terpenuhinya pendidikan masyarakat di perbatasan,” kata Akhmad. #Fik