MAKASSAR, – Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, menyebut, salah satu penyebab longsor hingga menyebabkan putusnya jalan poros Palopo – Toraja adalah alih fungsi lahan ditambah curah hujan yang tinggi. Sebelum terjadinya bencana tersebut, ia sudah melakukan peninjauan.
“Sebenarnya kami sudah tinjau beberapa minggu lalu. Kita sudah lihat dan memang pada saat itu kita sudah sampaikan ke masyarakat untuk tidak lagi bermukim disana. Mungkin salah satu penyebab, dugaan sementara, ada alih fungsi lahan di atas ditambah curah hujan yang tinggi,” kata Nurdin Abdullah, Jumat malam, 26 Juni 2020.
Menurut Nurdin Abdullah, jalan yang mengalami kerusakan berstatus jalan nasional, sehingga menjadi kewenangan pemerintah pusat. Namun, akses tidak akan terganggu karena pemerintah provinsi sudah membuka jalur baru Rantepao – Bua.
“Untungnya, kita sudah buka jalur baru Rantepao – Bua, itu jauh lebih dekat, medannya juga tidak terlalu ekstrim,” ungkapnya.
Ia mengaku sudah mendapat laporan dari Wali Kota Palopo, dan tidak ada korban jiwa. Ia berharap, Balai Jalan Nasional segera mengambil langkah strategis.
Namun dugaan Nurdin Abdullah atas sebab longsor, dibantah oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulsel. Menurut Muhammad Al Amin, Direktur Eksekutif Walhi Sulsel, pernyataan Gubernur justru keliru.
“Saya harus mengatakan bahwa pernyataan Gubernur Sulsel tentang penyebab longsor terkesan menyalahkan masyarakat yang sama sekali tidak pernah melakukan alih fungsi lahan. Malah penyebab sesungguhnya adalah adanya praktek penguasaan lahan hutan oleh mantan pejabat pemerintah yang luasnya mencapai 75 Ha. Maka perlu saya tegaskan bahwa pernyataan Gubernur tidak tepat,” tegas Al Amin lewat keterangannya saat dihubungi, Sabtu 27 Juni 2020.#Irwan