Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the mission-news domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u8890763/public_html/marajanews.id/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the ujipopup domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u8890763/public_html/marajanews.id/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the blog-time domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u8890763/public_html/marajanews.id/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u8890763/public_html/marajanews.id/wp-includes/functions.php on line 6114
Lapas Nunukan Tingkatkan Keterampilan WBP Dimasa Pandemik Covid 19.
Press "Enter" to skip to content

Lapas Nunukan Tingkatkan Keterampilan WBP Dimasa Pandemik Covid 19.

NUNUKAN, marajanews.id – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Nunukan tingkatkan keterampilan Warga Binaan Pemasyarakatan Ditengah Pandemik Covid 19.

WBP dibekali keterampilan mengelola perkebunan mulai dari proses pembibitan hingga pengelolaan usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para napi ketika kembali ke masyarakat usai masa tahanan.

Kalapas Kelas IIB Nunukan, Taufiq Hidayat mengatakan, area perkebunan dengan luas 4 ha dimanfaatkan untuk WBP yang mengikuti program asimilasi yakni pembinaan narapidana dilaksanakan dengan membaurkannya dalam kehidupan bermasyarakat.

” Kegiatan ini sebagai bekal bagi WBP agar nantinya ketika berbaur dapat diterima oleh masyarakat karena keterampilan yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan, tugas kami hanya sampai digerbang tahanan usai WBP menjalani Hukuman, tinggal bagaimana mereka bisa kembali bermanfaat di tengah masyarakat dan tidak mengulangi perbuatannya,” kata Kalapas Nunukan. Senin (13/12)

Sulitnya mencari pekerjaan dimasa pandemik covid 19 menjadi tantangan setiap napi apabila sudah bebas, tentu lapas Nunukan tidak ingin mereka kembali ke sel tahanan, karena itu dengan bekal keterampilan usaha perkebunan menjadi cara agar WBP dapat bertahan hidup di tengah masyarakat.

” Kami terus melakukan edukasi dan pembinaan, bukan hanya perkebunan sawit yang mereka kelola tetapi cara membudidayakan tanaman sayur, pembuatan roti, bahkan kerajinan seperti ukiran, lukisan dan kaligrafi kita kursuskan dengan fasilitas yang memadai,” tambahya.

Selain itu kata Taufiq Hidayat, kedepan Lapas Nunukan mencoba berkoordinasi dengan kelompok pembudidaya rumput laut di Nunukan agar WBP juga dapat menguasai pengelolan pembudidayaan tersebut yang  memberikan penghasilan tambahan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan napi.

” Caranya adalah mengajak kelompok pembudidaya memberdayakan WBP mengikat rumput laut di tali bentangan setiap hari, ini berpotensi meningkatkan produksi rumput laut di Nunukan, apalagi area pembudidaya berdekatan dengan Lapas Nunukan,” kata Taufiq.

Mengikat tali rumput laut tidak membutuhkan skill yang terampil, menurut Taufiq pekerjaan tersebut ringan, pembudidaya hanya menyediakan tali bentangan dan bibit rumput laut, lalu WBP merangkai ikatan rumput laut itu sebelum dibawa ke area pembudidayaan.

” Tentu ini sangat menghasilkan setiap harinya dan WBP diupah Rp 45.000 satu bentangan tali rumput laut, dikalikan 30 puluh hari, jadi ada tambahan kegiatan dan penghasilan saat dalam tahanan,” lanjut kalapas.

Beragam cara meningkatkan perekonomian pasca pandemik covid 19, Lapas Nunukan melangkah lebih Pasti dalam melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan WBP sehingga kelak mereka menyelesaikan masa tahanan dapat diterima kembali dilingkungan masyarakat terutama mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi keluarganya dan tidak lagi melakukan perbuatan yang dapat mwngembalikannya ke sel Tahanan. #Fik.

Bagikan :