NUNUKAN, marajanews.id – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kabupaten Nunukan memperketat monitoring Keselamatan penumpang di dermaga pelabuhan tunon taka, Sabtu (19/03).
Kapal Komersial KM Cattleya itu bertolak tepat pada pukul 11.35 wita, penumpang yang diberangkatkan tidak melebihi dari 70 persen dari kapasitas angkut.
Kepala KSOP Nunukan Faisal Rahman melalui Plt . Ksop Nunukan mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama tim yang terdiri Operator kapal KM.Cattleya, KSOP, KSKP, KKP, Imigrasi, Pelindo, dalam hal memperlancar Embarkasi Penumpang KM.Cattleya dalam masa PPKM level II di Kabupaten Nunukan.
“ Alhamdulillah embarkasi penumpang sudah kita laksanaakan sesuai protokol kesehatan dan sudah naik ke Kapal begitu juga dengan barang-barang penumpang, meski ada beberapa tertinggal setelah pihak kami berkoordinasi dengan operator kapal, sudah tidak sanggup lagi kapal menambah muatan sehingga penutupan pintu-pintu akses barang dan penumpang di terminal di tutup,” kata Plt. Kepala KSOP Nunukan, Sukriansyah.
Menurut Sukri, pengawasan keselamatan penumpang dalam kegiatan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas arus mudik jelang Ramadhan yang dipastikan mengalami lonjakan penumpang cukup tinggi.
Pihaknya dan steakholder terkait harus bekerja ekstra memonitoring pelaksanaan PPKM, Penerapan Protokol Kesehatan Covid 19 dan pengawasan teknis lainnya yang memungkinkan terjadinya insiden yang tidak diinginkan.
“ Kita juga sudah berkoordinasi dengan nakhoda kapal, untuk tidak membuka pintu-pintu yang berada di lambung kiri kanan pada saat kapal sudah bertolak dari dermaga, untuk menghindari terjadinya calon penumpang yang hendak memaksa naik ke atas kapal dengan menggunakan perahu atau speed boat, hal ini dilakukan demi keselamatan,” lanjutnya.
Selain itu, KSOP sudah pernah mengingatkan dalam rapat koordinasi sebelumnya kepada Operator kapal yaitu; Perusahaan Pelayaran (Agen) Awak Kapal melalui Mualim 1 bahwa tidak ada penumpang naik lagi setelah kapal KM.Cattleya bertolah dari dermaga, jika masih ada terjadi maka menjadi tanggung jawab Operator kapal.
“ Sangsinya adalah adminstratif bilamana tidak menimbulkan kerugian berupa sampai pencabutan izin usaha dan bisa juga sampai ke pidana apabila akibat perbuatan itu menimbulkan adanya korban jiwa.” Kata Sukri.
Untuk itu KSOP berharap agar Operator kapal mengikuti aturan yang berlaku demi keselamatan dan keamanan baik dari kapal itu sendiri, penumpang, barang muatan dan termasuk para awak kapal. Itu yang kita harapkan, tidak ada desak desakan, kerumunan sejak kapal bertolak menuju pelabuhan tujuan,” tutup Sukri. #Mal.
