Press "Enter" to skip to content

Menulis Peristiwa Dalam Perspektif Jurnalistik.

Fenomena yang telah direkonstruksi menjadi bias ketika jurnalis berada dalam tekanan psikologi memahami suatu peristiwa, yang dipengaruhi adalah aktifitas mental terutama menilai dan mempertimbangkan suatu peristiwa.

Kegagalan menentukan perspektif juga dipengaruhi ketika salah mengambil respon terhadap suatu peristiwa dimana keadaan mental pada saat menilai peristiwa mengedepankan emosional dan perasaan, sehingga menimbulkan subjektifitas.

Karena itu mengamati suatu peristiwa membutuhkan pikiran jernih, menentukan sikap yang rasional dan menganalisa suatu persoalan, agar perspektif lebih objektif dan terarah.

Mengarahkan perspektif jurnalis harus Fokus terhadap peristiwa, terkadang tulisan pada bagian judul sangat menarik namun isi pemberitaan out of conteks artinya berita yang ditayangkan salah fokus, jauh dari kesatuan ide pokok.

“ Ini membutuhkan kecerdasan melihat perspektif untuk menyatukan judul dan gagasan setiap paragraf,” kata Tri Juli Sukaryana.

Kendala lain yang dialami jurnalis dalam menentukan perspektif sulit menentukan judul berita, bagi jurnalis pemula ini merupakan hal yang lumrah.

Karena itu sebelum menemui narasumber jurnalis perlu memahami konteks perspektif yang hendak ditulis, dahulukan membuat kerangka konseptual agar mudah mengembangkan tulisan dari perpektif yang sudah ditentukan.

“ Seharusnya yang idel itu bikin judul sebelum mewawancarai narasumber dan ketahui dulu peristiwa apa yang akan ditulis, ini salah satu melatih perspektif,” tambah TJ Sukaryana.

Perspektif Jurnalistik bagian dari skil wartawan yang harus dilatih, semakin sering mengasah keterampilan tersebut maka penentuan sudut pandang berita akan lebih mudah.

Cakap dalam memilah perspektif tentu memberikan nilai tambah bagi jurnalis, selain meningkatkan pemahaman dalam mengolah peristiwa juga dapat menuntun jurnalis menembus strukur redaksi ketingkat atas.

Penulis : Taufik

Bagikan :

Pages: 1 2