NUNUKAN – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalimantan Utara jemput merdeka belajar di Kampus Politeknik Negeri Nunukan.
Dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Ketua HIPMI dan Direktur Politeknik Nunukan merupakan penanda terlegitimasinya bentuk kemitraan kedua lembaga ini.
Ketua Umum HIPMI Kaltara, Ahmad Syamsir Rizal mengatakan, tidak ada lagi istilah pengagguran lulusan Politeknik Nunukan.
Pihaknya akan memediasi lulusan perguruan tinggi tersebut dalam edukasi memulai usaha di dunia bisnis.
“ Kita tidak ingin Mahasiswa menggantungkan hidup dalam kegiatan Pemerintahan, namun HIPMI berupaya mendidik bagaimana memulai dan meningkatkan minat usaha lulusan sarjana poltek Nunukan ini,” kata Arif, dalam Sosialisasi Eksistensi HIMPI Kaltara, Senin (25/4) di Nunukan.
Menurutnya, saat ini Perguruan Tinggi di Indonesia sudah menerapkan program merdeka belajar, namun outputnya belum maksimal.
Merdeka Belajar kata Arif, suatu pendekatan yang dilakukan perguruan tinggi kepada mahasiswa untuk memilih profesi yang diminati dalam mengoptimalkan minat dan bakat peserta didik.
“ Disinilah peran HIPMI, berupaya mengoptimalkan minat dan bakat lulusan Poltek Nunukan sehingga dapat mencetak pengusaha millennial untuk memajukan segala sektor usaha di Kalimantan Utara,” lanjutnya.
Selain Kampus Pliteknik Nunukan, HIPMI Kaltara juga membangun Kemitraan dengan Universitas di Kalimantan Utara, tujuannya memediasi dan memotivasi mahasiswa agar memiliki Skill Enterpreneurship.
Saat ini lanjutnya, masih banyak kalangan mahasiswa bingung hendak kemana setelah lulus kuliah, bahkan ada yang bercita cita menjadi ASN dan Honorer di pemerintahan.
“ Bagaimana mungkin Negara ini bisa maju jika semua lulusan perguruan tinggi tujuannya ke birokrasi pemerintahan,” ungkapnya.
Arif menjelaskan, generasi muda harus berperan di dunia kewirausahaan, karena angka pengusaha muda Indonesia saat ini baru mencapai 3.7 persen dari 270 juta total penduduk.
Angka tersebut terbilang rendah jika dibandingkan dengan sejumlah Negara di Asia Tenggara.
“ Singapura sudah mencapai 7 persen, Malaysia 5 Persen dan Vietnam 4 persen, untuk menuju Negara maju mempersyaratkan 12 hingga 14 persen pengusaha,” jelasnya.
Untuk itulah melalui merdeka belajar di masing masing perguruan tinggi Kalimantan Utara, HIPMI Kaltara masuk ke ranah tersebut ikut berpartisipasi mengedukasi generasi Millinial untuk Kaltara Jauh lebih Maju diberanda NKRI. #Fik