SEJAK Pandemik Covid 19 melanda, kondisi sosial masyarakat belum sepenuhnya pulih, selain di bidang ekonomi dan kesehatan situasi tersebut juga berdampak ke sistem pendidikan.
Akibatnya , Pembelajaran tatap muka harus digantikan dengan metode pembelajaran dalam jaringan (Daring).
Namun metode tersebut tak juga memberikan solusi, karna pada kenyataannya disrupsi digital menjadi kendala guru, siswa maupun orang tua dalam memenuhi infrastruktur teknologi daring, akhirnya skema pembelajaran ini tidak maksimal.
Keterbatasan akan sarana dan prasarana tersebut memaksa guru berfikir kreatif untuk memenuhi proses belajar siswa dimasa pandemik covid 19.
Kreatifitas itu hadir, kala teknologi digital tak mampu menembus ruang belajar peserta didik, sehingga guru memanfaatkan metode jemput bola atau berkunjung ke rumah siswa, dan juga mendesain program belajar yang mengkolaborasikan sistem belajar dan pembelajaran dalam konvergensi media.
Meretas ketertinggalan proses belajar siswa didik, Yayasan Guru Belajar (YGB) mengajak guru di Indonesia mengembangkan potensi sekaligus meningkatkan karier protean para tenaga pendidik.
Organisasi yang fokus pada pemberdayaan guru dan pemimpin ini, memiliki program unit Cerita Guru Belajar yang memprogramkan keterampilan karier maupun dalam proses pedagogi.
“ jadi tidak hanya sebatas kepala sekolah dan pengawas , namun guru dapat mengembangkan karier menjadi penulis, pembicara, pelatih, desainer komunikasi visual dan assessor.” Kata Ketua Cerita Guru Belajar YGB, Adelina Anggraini.
Program Cerita Guru Belajar dapat menjadi pilar keberlanjutan pendidikan di masa pandemik, unit ini menciptakan kegiatan Temu Pendidikan Nusantara, Surat Kabar Guru Belajar, Surat Kabar Pemimpin Belajar, Kelas Penulisan Praktik Merdeka Belajar, Managemen karier Guru Belajar.
Lima program Cerita Guru Belajar tersebut, memfasilitasi peningkatan pengetahuan guru melalui ruang lingkup pembelajaran tatap muka dan daring agar dapat meningkatkan karier yang berkompeten.
“ Kami yakin dengan program ini guru dapat meningkatkan karier tidak hanya sebatas struktural,” kata Adelina, Senin (25/4) dalam agenda Gerakan Wartawan Peduli Pendidkan Batch IV secara virtual di Jakarta.
Belajar Dalam Kehidupan
Menghadapi tantangan pendidikan dimasa pandemik Covid 19 membuat guru meneyederhanakan kurikulum.
Yayasan Guru Belajar melalui guru berkompeten dalam Cerita Guru Belajar itu, terpacu menciptakan sistem pembelajaran yang tidak membebani siswa, seperti yang dirancang Iwan Ardhie Priyana, Guru SMP Negeri 1 Nagrek Kabupaten Bandung.
Ia merumuskan sistem pembelajaran bahasa Indonesia, yang mengaitkan praktek Bahasa Indonesia dilingkungan keluarga dengan metode belajar dalam Kehidupan, dimana anak anak dapat belajar dengan kegiatan sehari hari dan menjadikan rumah sebagai sekolah.
Program Belajar dalam Kehidupan, menurutnya, siswa tidak lagi belajar tentang teori bahasa Indonesia, namun langsung memperaktekkan kegiatan sehari hari dirumah, metode belajar hanya sekali pertemuan, setelah itu siswa menyelesaikan tugas selama enam hari.
sistem pembelajaran ini tidak memberatkan orang tua dan siswa, quota Internet digunakan sehemat mungkin agar siswa lebih proaktif menyelesaikan tugas secara offline.
“ Setelah saya menjelaskan materi, siswa dapat mengerjakan tugas beberapa hari tanpa harus bertemu guru dalam kegiatan tatap muka,” kata Iwan.
Dalam penugasan ini, siswa diminta membuat karangan sesuai teks procedure yang menarasikan dan merefleksikan tahapan aktifitas yang dilakukan dirumah seperti mencuci pakaian, pentingnya pencehagan covid 19, Belajar Kebersihan, berempati, serta belajar dan membantu orang tua memasak.
Keseluruhan tugas ini direfleksikan dalam narasi dan persuasi, belajar berempati sangat diharapkan agar siswa juga merasakan kondisi orang tua mengurus rumah tangga dan bekerja setiap hari mencari nafkah.
Begitu juga dengan belajar memasak siswa juga diharapkan menceritakan tahapannnya agar mereka ikut memahami proses memasak yang didampingi orang tua masing-masing.
Tugas terakhir mereka kembali menuliskan refleksi berbagai kegiatan yang dilakukan selama siswa belajar dirumah.
Dengan kegiatan tersebut, Guru SMP Negeri 1 Nagrek Kabupaten Bandung ini, mensingkronkan strategi pembelajaran materi sekolah dan ketika siswa berada di rumah dimasa pandemik covid 19.
Sistem pembelajaran ini nantinya melahirkan buku proyek yakni, siswa memiliki dokumentasi yang akan menceritakan bagaimana bekerja sambil belajar dirumah, dan dinilai pada akhir semester.
Hal ini mendapatkan respon positif orang tua, karena penggunaan quota internet lebih hemat dan secara tidak langsung siswa membantu pekerjaan orang tua dirumah
Belajar Perubahan Prilaku
Berbeda yang diterapkan Li’lli Nur Indah Sari, Guru SSDI Nurul Hikmah, Lengok Kabupaten Tangerang ini mengembangkan metode belajar perubahan perilaku siswa ketika belajar dari rumah.
Teknis belajar pedagogi yang diterapkanya yakni menugaskan siswa merefleksikan aktifitas yang dilakukan dirumah dengan pendekatan perubahan perilaku yang taat terhadap aturan.
Penilaian sistem pembelajaran ini dengan cara membandingkan kondisi sebelum dan sesudahnya misalnya selama ini prilaku keluarga dirumah tidak teratur, setelah menerapkan metode tesebut akhirnya siswa berperan sebagai policy menerapkan tata aturan prilaku positif.
“ Penilaiannya dilakukan berkesinambungan selama satu bulan, dimana orang tua juga ikut berperan melaporkan perkembangan pembelajaran sehingga konsistensi terhadap metode belajar diterapkan dengan maksimal,” kata Lilik.
Siswa Sekolah Dasar yang ia didik akan memiliki pengalaman yang dapat mereka ceritakan setelah menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan oleh guru sekolah tersebut.
Metode Belajar Melalui Media Sosial
Virandy Putra, Guru Fisika SMA Negeri 1 Sijuk, Bangka Belitung juga ikut berperan dalam solusi pembelajaran daring siswa selama pandemik.
Dengan menerapkan strategi pembelajaran melalui media sosial dinilai memudahkan siswa mengikuti seluruh mata pelajaran terutama matematika dan fisika.
Ia menceritakan bahwa, sebelum metode ini terapkan, Firandi melakukan riset terkait kendala yang dihadapi siswa saat menggunakan media daring.
Ternyata tidak semua gadget siswa support dengan berbagai aplikasi android begitu juga dengan guru menggunakan aplikasi yang berbeda, apabila mereka menginstal aplikasi yang berkapasitas tinggi memori Handphone cepat penuh.
Selain itu Firandi juga meneliti trend aplikasi yang sering digunakan siswa setiap hari, ternyata paling banyak mereka menggunakan Instagram.
Pembelajaran dimasa pandemic covid 19, kata Firandi harus memikirkan cara dan ide kreatif agar pembelajaran tetap berlangsung.
Ia menilai bahwa profesi guru harus kreatif, apabila ingin menjadi perhatian siswa dalam proses pembelajaran, namun sebaliknya akan tidak dihiraukan oleh peserta didik jika cara mengajarnya monoton.
Beberapa aplikasi android dapat digunakan mengembangkan metode pembelajaran daring, namun fitur Instagram lebih kaya dan dapat dimanfaatkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
“ Saya memilih Instagram sebagai media pembelajaran karna paling banyak digunakan di Indonesia bahkan di dunia,” ungkapnya.
Fitur yang digunakannya di Instagram antara lain, Feed Instagram materi pelajaran, Komunikasi langsung melalui fitur Live IG, daftar hadir belajar melalui link bio yang tertaut ke google form dan penilaiannya menggunakan fitur kuis Instagram.
Firandi memodifikasi fitur tersebut yang biasaya digunakan untuk menshare foto menjadi konten pelajaran untuk memudahkan siswa dalam memperoleh dan memahami mata pelajaran.
“ Sebetulnya menjadi guru itu saya anggap sebagai pekerjaan yang membutuhkan kreatifitas, sehingga guru bisa melihat kebutuhan murid dan juga dekat dengan kehidupan sehati hari, jadi Kita berusaha membuat sesuatu susah menjadi lebih sederhana,” tutupnya.
Kreatifitas tenaga pengajar dalam memediasi proses pendidikan bangsa harusnya dilakukan sejak dulu, bukan karena pandemik covid 19 menjadi pemantik lahirnya pendidikan yang berbasis teknologi digital.
Namun merupakan tugas Negara yang ikut serta memajukan dan melahirkan pendidikan dengan mencetak guru berkompeten agar anak bangsa tidak kalah dengan Negara lain yang sistem pendidikannya jauh lebih maju.
Majunya suatu Negara diringi dengan kualitas pendidikan bangsa, karena hanya dengan pendidikan yang berkualitas cita cita generasi bangsa mampu menembus belahan dunia melalui cipta dan karya.
Cerita Guru Belajar tidak sebatas kebutuhan pribadi atau kelompok, tetapi mampu menginspirasi para guru di Indonesia dalam meningkatkan SDM melalui pembaharuan sistem pembelajaran.
Tentunya peran Negara sangat ditantikan yakni mendorong kreatifitas pendidikan dengan cara menyederhanakan kurikulum demi memajukan sistem pendidikan di Indonesia, sesuai harapan anak-anak bangsa.
Penulis : Taufik