DUA Pelajar Kabupeten Nunukan mewakili Indonesia dalam ajang International Science and Engineering Fair (ISEF) di Amerika Serikat, keduanya tak menyangka meraih emas dalam kompetisi Matematika Sains dan Teknologi di tingkat Nasional pada 2021 lalu, prestasi itu akhirnya membawa mereka terbang keluar Negeri.
Pengumuman pemenang Kompetisi Penelitian Siswa (Kopsi) Matematika Sain dan Teknlogi itu mengangkat nama Putri Adinda Irmayanti (18) dan Nadia Aulia (18) ke deretan enam peserta yang berhasil meraih emas di kompetisi tersebut.
Siswi SMA Negeri 1 Nunukan ini tak menyangka dirinya menang di lomba Sains itu, Pusat Prestasi Nasional (Puspenas) Kemendikbud Ristek memilihnya berangkat ke Atlanta Amerika Serikat.
“ Kami tak menyangka setelah proposal penelitian menang di lomba matematika sains, tiba tiba nama kami masuk enam besar, ini berkat Guru yang selalu membimbing, memotivasi kami dan juga tentunya dari Doa orang tua,” kata Putri.
Proposal penelitan Matematika Sains dan Teknologi itu, mereka presentasikan beberapa waktu lalu di Bandung dengan judul, “ Membuat dan Melestarikan Batik Uru’Ngauwit dengan Pendekatan Transformasi Geometri ”.
Transformasi Geometri Desain Batik Uru’Ngawurit
Konsep transformasi geometri yang dimaksukan adalah desain batik Uru’Ngawurit menggunakan aplikasi Desmos atau web kalkulator grafik yang digunakan sebagai proses literasi digital untuk memecahkan rancang bangun utama desain yang menggabungkan beberapa bidang dalam tiga tahapan.
Penerapan konsep tersebut melatih kedua siswi ini berfikir kritis dan kreatif mentrasformasikan tiga unsur desain yakni Translasi (pergeseran), Refleksi (Pencerminan) dan Rotasi (Perputaran) yang direalisasikan menjadi kain batik.
Karya tersebut mengadopsi potensi kearifan lokal Nunukan seperti Kelapa Sawit, Rumput laut dan Tameng. Unsur dikolaborasi menjadi satu desain batik yang mereka namakan Uru’Ngauwit, berasal dari bahasa Suku Dayak dan Tidung, Uru Tingkayu artinya rumput laut, Piasau Sawit dalam bahasa tidung artinya kelapa sawit.
“ Jadi nama batik kami gabungkan dua Suku bahasa dayak dan Tidung,” sambung Nadia.
Kemenangn Pada Tiga Tahap Seleksi.
Kedua Pelajar tersebut melewati tiga kali seleksi dan bimbingan dalam kompetisi, setiap tahapan karyanya selalu masuk sepuluh besar, karna presentasi dan kecakapannya menjelaskan hasil penelitian baik bahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris meyakinkan tim Evaluasi KOPSI bahwa karya tersebut sesuai dengan tema lomba yakni Inovasi Potensi Lokal Untuk Pemulihan Ekonomi.
Meski seleksi dan bimbingan dilakukan secara daring semangat dan perjuangannya mengikuti Matematika Sain dan Teknolgi itu tak sedikit pun padam, bahkan kedua pelajar ini melaju ke ajang bergengsi ditingkat Internasional.
“ kami di wawancarai, dengan public speaking english berdialog dengan tim juri, Alhamdulillah semuanya lancar baik persiapan mental maupun pemahaman materi,” lanjut Putri, melalui video call dengan Hidayati.
Dibimbing Penulis Primatika Jurnal Pendidikan Matematika.
Mentor dan Penulis Primatika Jurnal Pendidikan Matematika ini, bersyukur atas terpilihnya Putri dan Nadia melaju ke ajang ISEF Atlanta Amerika, ia berharap atas prestasi kedua anak didiknya itu dapat menjadi motivasi dan inspirasi pelajar di Indonesia khususnya di Kabupaten Nunukan.
Rasa haru dan bangga menyelimutinya karna mampu mengantarkan kedua siswanya apalagi membawa nama Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara menembus dunia pendidikan Internasional mewakili Indonesia.
“ Itu sebuah berkah luar biasa, kami tidak menyangka ternyata dapat emas yang mengantarkan prestasi siswa didik kami ke ajang International,” sebut Hidayati saat di konfirmasi, Kamis (12/5) di Nunukan.
International Science and Engeneering Fair diselenggarakan pada 7 hingga 13 Mei 2022 di Georgia Amerika Serikat, peserta memamerkan dan memperlombakan penelitian sains dari 80 Negara terdiri dari 1.700 tim termasuk enam peserta Indonesia.
Hari ini adalah hari terakhir dan menjadi harapan bersama agar kedua pelajar tersebut kembali ke tanah air dengan prestasi yang mengharumkan nama Indonesia khususnya Kabupaten Nunukan di mancanegara.
Meskipun keterbatasan Infrastruktur masih melingkari Kabupaten ini, tak meluluhkan semangat putra putri daerah untuk terus mengukir prestasi baik ditingkat provinsi, nasional maupun Internasional.
Perjuangan di tapal batas memperlihatkan eksistensi bahwa Indonesia juga ada di halaman depan Negeri seharusnya tidak terbelakang menikmati Infrastruktur Pendidikan, namun difasilitasi untuk mewujudkan kesejahteraan agar Putra putri daerah lebih maju, mandiri dan berupaya bangkit dari ketertinggalan teknologi dan infrastuktur pendidikan.
Penulis : Taufik