NUNUKAN, marajanews.id – Si Toga bukan mengejar seseorang yang berlari meninggalkan anak anak putus sekolah.
Namun Kejar Si Toga merupakan program Kelompok Belajar dengan Strategi Tutor Siaga inovasi proyek perubahan Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menekan angka putus sekolah di Kabupaten Nunukan sekaligus menjadi indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, Akhmad mengatakan, Kejar Si Toga untuk mengakomodir anak anak putus sekolah baik di Nunukan maupun anak anak PMI yang orang tuanya masih bekerja di Tawau Malaysia.
” Kita terus berupaya menekan tingginya angka putus sekolah melalui proyek perubahan ini,” kata Akhmad, Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, Kamis (2/6).
Menurutnya, selain diusia 7 tahun, Dinas Pendidikan juga mengikutsertakan usia 25 tahun melalui pendidikan nonformal yakni Paket A, B dan C.
Kejar Si Toga Di Lapas Dan Perkebunan Sawit.
Program kegiatan belajar ini akan menyasar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nunukan dan warga yang bekerja di perusahaan perkebunan Sawit.
” Data yang diperoleh masih banyak warga binaan dan pekerja buruh kelapa sawit dalam usia sekolah, namun tidak mendapatkan layanan pendidikan meskipun nonformal,” ungkapnya.
Agar program ini terlaksana, Dinas Pendidikan membentuk tenaga profesioanl tutorial siaga dari kalangan guru dan masyarakat.
” Kami akan kerjasamakan dengan tendik yang sudah berkecimpung dalam PKBM dan SKB di setiap kecamatan, agar program ini dapat terlaksana secara maksimal,” tambahnya.
Tantangan Geografis.
Melihat kondisi geografis wilayah yang memiliki tantangan yang berbeda, seperti Infrastruktur Pendidikan dan Jarak PKBM dan SKB dari pemukiman warga puluhan kilometer.
Karena itu, Dinas Pendidikan juga perlu mendata tenaga pendidik yang nantinya ditempatkan pada masing masing kelompok belajar dan menambah sarana dan prasarana pendidikan nonformal di 21 Kecamatan.
Rencananya merekrut tenaga guru honorer yang memiliki pengalaman mengajar atau pernah menjadi guru.
Gambaran IPM Nunukan
Akhmad berharap dengan adanya program ini dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Nunukan.
” IPM kita rendah karna masih banyak warga tidak mendapatkan layanan pendidikan, ini salah satunya,” kata Akhmad.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Nunukan, presentasi IPM Nunukan 2020 turun hingga 66,79, artinya status pembangunan manusia masuk dalam klasifikasi sedang atau mengalami pertumbuhan negatif.
Meski persentase tersebut sudah cukup baik, namun memerlukan usaha yamg lebih baik pula untuk agar pembangunan manusia di Kabupaten Nunukan terus meningkat.#fik.