NUNUKAN, marajanews.id – Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Nunukan menggelar dialog kewaspadaan dini menjelang Pemilu 2024.
Kegiatan ini berlangsung, Sabtu (30/12/23) malam di Jalan. H. Daeng Toba RT 20 Nunukan Timur Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
Ketua FKDM Nunukan, Abdul Kadir L S.Ag mengatakan, banyak informasi Hoax yang beredar di media sosial terkait pemilu 2024 sehingga masyarakat pengguna platform digital perlu diedukasi terkait hal tersebut.
“ FKDM Nunukan mengambil peran untuk melakukan deteksi dini terhadap segala persoalan sosial yang tentunya berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat,” kata Abdul Kadir.
Didampingi Sekretaris FKDM Nunukan, Abdul Kadir menegaskan, menjelang pemilu 2024 masyarakat perlu waspada akan Informasi Hoax dan propaganda.
Menurutnya informasi Hoax sangat berbahaya dan dapat memicu kerusuhan, karena itu perlu dicegah sedini mungkin agar kondisi sosial masyarakat tetap stabil dan pemilu 2024 dapat berjalan aman dan damai.
Selain itu, Abdul Kadir juga menyampaikan kehadiran masyarakat dalam dialog kewaspadaan dini FKDM Nunukan dalam memberikan edukasi terkait menangkal informasi hoax ini ikut serta membantu pemerintah daerah.
“ Kita harus bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa informasi hoax ini nyata karena itu kita perlu mencermati baik segala informasi yang kita terima,” ungkapnya.
Dikesempatan yang sama, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol ) Nunukan melalui Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional, Widodo SE, MAP mengatakan untuk menangkal informasi Hoax masyarakat harus skeptis artinya tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya.
“ Tidak mudah percaya ketika ada infomasi masuk danselalu ingin tahu sumbernya darimana sehingga kita bisa memilah informasi baik yang kita baca maupun yang kita dengar,” kata Widodo.
Karena itu melalui kegiatan yang Dialog Kewaspadaan Dini yang digelar FKDM Nunukan sangat mengedukasi masyarakat dalam hal menangkal informasi Hoax.
Ia menambahkan, Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
“ Apabila menjumpai informasi atau berita provokatif, sebaiknya masyarakat mencari referensi informasi atau berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.” Ungkap Widodo. #m01