NUNUKAN, marajanews.id – Pemerintah Kabupaten Nunukan terus menunjukkan komitmen tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Selama 25 tahun, berbagai pencapaian berhasil diraih, mulai dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) hingga peningkatan akses layanan kesehatan.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Nunukan, Hj Asmin Laura Hafid, SE, MM, Ph.D, dalam pidato peringatan HUT Kabupaten Nunukan ke-25 di Kantor DPRD Kabupaten Nunukan, Sabtu (11/10/24).
Bupati Nunukan, Hj Asmin Laura Hafid, SE, MM, Ph.D menegaskan, IPM Kabupaten Nunukan mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2016 hingga 2023. Pada tahun 2016, IPM Kabupaten Nunukan berada di angka 64,35 persen. Hingga tahun 2023, angka tersebut meningkat menjadi 68,43 persen, yang masuk dalam kategori sedang. Peningkatan ini merupakan hasil kerja keras berbagai sektor, terutama pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Kabupaten Nunukan. Hingga tahun 2023, pemerintah berhasil membangun dan meningkatkan jumlah sarana pendidikan, mulai dari tingkat TK/PAUD hingga SMP. Tercatat, ada 44 unit TK/PAUD, 133 unit SD/Madrasah Ibtidaiyah, dan 57 unit SMP/MTs yang beroperasi di Kabupaten Nunukan.
Selain peningkatan sarana, rasio guru terhadap murid juga mengalami perkembangan positif. Pada tahun 2020, rasio guru terhadap murid di jenjang SD meningkat menjadi 918 guru per 10 ribu murid, setelah sebelumnya berada di angka 585 guru per 10 ribu murid pada tahun 2019. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, rasio ketersediaan guru di jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) juga telah melebihi rasio ideal, yaitu 1 guru untuk 14 murid. Peningkatan ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam memperbaiki kualitas pendidikan.
Tak hanya di bidang pendidikan, sektor kesehatan Kabupaten Nunukan juga mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 2017, angka harapan hidup masyarakat Nunukan berada di angka 71,25 persen. Hingga tahun 2023, angka ini meningkat menjadi 71,42 persen, mencerminkan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Penurunan angka kematian ibu menjadi salah satu capaian signifikan di bidang kesehatan. Pada tahun 2016, angka kematian ibu tercatat sebesar 196,2 per 100 ribu kelahiran hidup, namun hingga tahun 2023, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 64,68 per 100 ribu kelahiran hidup. Penurunan ini berkat peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan.
Upaya pemerintah dalam menekan prevalensi stunting juga membuahkan hasil. Pada tahun 2016, prevalensi stunting di Kabupaten Nunukan mencapai 27,1 persen. Hingga tahun 2023, angka tersebut berhasil turun menjadi 15,8 persen. Penurunan ini mencerminkan upaya serius pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan anak-anak di daerah tersebut.
Dalam hal pelayanan kesehatan, Pemerintah Kabupaten Nunukan juga terus berinovasi. Pada tahun 2017, hanya ada satu rumah sakit di Nunukan. Hingga tahun 2023, jumlah rumah sakit bertambah menjadi empat, yaitu RSUD Nunukan, Rumah Sakit Pratama Sebuku, dan dua rumah sakit lainnya di Pulau Sebatik dan Krayan. Semua rumah sakit tersebut telah terakreditasi paripurna.
Selain rumah sakit, jumlah Puskesmas di Kabupaten Nunukan juga meningkat. Pada tahun 2023, tercatat ada 19 Puskesmas, naik dari 16 unit delapan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 14 Puskesmas telah terakreditasi paripurna, tiga berstatus utama, dan satu berstatus madya. Pemerintah juga melakukan relokasi Puskesmas Atap dan membangun Puskesmas baru di Kecamatan Krayan Tengah.
Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) di Nunukan juga terus bertambah. Hingga tahun 2023, tercatat ada 95 Pustu yang beroperasi, naik dari 73 unit pada tahun 2016. Peningkatan ini bertujuan untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan hingga ke daerah-daerah pelosok.
Selain sarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2023, jumlah dokter umum, spesialis, dan gigi di Nunukan mencapai 123 orang. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan tahun 2016, di mana hanya terdapat 211 tenaga kesehatan. Jumlah tenaga perawat juga meningkat menjadi 464 orang pada tahun 2023.
Peningkatan jumlah tenaga kesehatan juga terjadi pada bidan. Pada tahun 2016, jumlah bidan di Nunukan hanya 94 orang. Hingga tahun 2023, jumlah tersebut meningkat menjadi 330 orang. Peningkatan ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.
Untuk memudahkan akses masyarakat pedalaman terhadap layanan kesehatan, pemerintah meluncurkan program ambulans udara dan ambulans sungai. Program ini mulai dijalankan pada tahun 2020 dan terus berlanjut hingga tahun 2024. Lokus pelayanan berada di lima kecamatan di wilayah Krayan, dengan dukungan dokter spesialis yang terlibat langsung dalam pelayanan ini.
Atas berbagai pencapaian tersebut, Kabupaten Nunukan menerima penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dari Wakil Presiden Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan karena lebih dari 95 persen penduduk Kabupaten Nunukan telah terlindungi jaminan kesehatan nasional melalui BPJS Kesehatan.
Selain itu, Kabupaten Nunukan juga menerima sertifikat bebas frambusia dari Kementerian Kesehatan RI. Pengakuan ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat berjalan efektif dan diakui oleh pemerintah pusat.
Kabupaten Nunukan juga meraih penghargaan Kabupaten Sehat dengan predikat Swasti Saba Padapa, Swasti Saba Wiwerda, dan Swasti Saba Wistara. Penghargaan ini menjadi bukti nyata keberhasilan pemerintah daerah dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi masyarakat.
Melalui berbagai pencapaian di bidang pendidikan dan kesehatan, Pemerintah Kabupaten Nunukan berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan sarana, tenaga kesehatan, serta inovasi pelayanan publik menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan di Kabupaten Nunukan selama 25 tahun terakhir.#Adv.