TANJUNG SELOR, marajanews.id – Pj. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltara, Dr. Bustan, S.E., M.Si memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kaltara digelar di Gedung Gabungan Dinas 2 Ruang Benuanta, Rabu (18/6/25).
Rapat ini dihadiri Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltara Hasiando G. Manik, Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Hubungan Antar Lembaga Setdaprov Kaltara, Ir. Wahyuni Nuzband, M.A.P., Kepala Biro Ekonomi Setdaprov Kaltara, Muhammad Gozali, S.E., M.H, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kaltara.
Ditemui usai rapat, Bustan menyampaikan kegiatan ini dalam rangka mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan pertumbuhan tren ekonomi Kaltara mengalami penurunan.
Menurutnya, secara teori ketika daerah baru dalam tahap pemekaran maka pertumbuhan ekonomi seharusnya meningkat atau naik. “Kita coba melakukan identifikasi di mana ada permasalahannya, di sisi lain secara faktual investasi terus jalan,” kata Bustan.
Lebih lanjut ia menjelaskan saat ini investasi yang berjalan di Kaltara di antaranya KIPI-KIHI, serta beberapa vendor dengan luasan mencapai 30 ribu hektar, juga telah melakukan peninjauan langsung ke PLTA Mentarang.
“Di PLTA Mentarang kegiatan sudah berlangsung di mana tahap pra konstruksi terowongan sudah terbangun dan diperkirakan 2030 sudah ramai,” ujar Bustan.
“Belum lagi di Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tanah Tidung, ditambah dengan perkebunan sawit diperkirakan nilainya akan naik akibat dampak konflik Iran-Israel ini,” sambungnya.
Menjadi hipotesisnya, Bustan melihat rentetan investasi yang mengalir masuk di Bumi Benuanta kemungkinan belum lengkapnya data informasi yang disampaikan para pelaku usaha di Kaltara.
Berdasarkan arahan Gubernur Zainal, dirinya meminta kelengkapan data informasi yang ril dan valid untuk disampaikan dalam pertemuan selanjutnya bersama seluruh pimpinan perusahaan.
“Jadi selanjutnya rapat di Bulan Juli akan dihadiri Gubernur Kaltara. Gubernur meminta agar pimpinan perusahaan, baik tambang, perkebunan yang ada di Kaltara hadir langsung tanpa diwakilkan,” terangnya.
Bustan mengatakan dalam melaksanakan perencanaan tetap harus optimis, namun tetap bekerja dengan baik dan cermat seperti melakukan komunikasi, koordinasi dengan menggunakan model kolaborasi Pentahelix. Boleh saja kita berencana, optimis. Tetapi harus bekerja dengan cara-cara yang seperti ini. Komunikasi, koordinasi, dengan menggunakan model kolaborasi pentahelix.
“Di mana ada peran pemerintah, peran akademisi dari sisi kajiannya, peran komunitas masyarakat, media sebagai penyambung informasi kepada masyarakat, dan peran swasta/perusahaan,” tuntasnya. (dkisp)