Para buruh dan pedagang asongan di pelabuhan memang merupakan pihak yang paling merasakan dampak penyebaran covid – 19, karena pembatasan angkutan laut di dalam negeri dan kebijakan lock down yang diterapkan oleh Pemerintah Malaysia selama hampir satu bulan terakhir ini telah membuat aktivitas di pelabuhan nyaris lumpuh.
Minimnya jumlah kapal yang melakukan bongkar muat di pelabuhan telah secara otomatis membuat penghasilan para buruh itu semakin tidak pasti, padahal sebelum Covid 19 ini menjadi pandemik, mereka bisa mengantongi penghasilan per hari dari upah jasa bongkar muat barang dari Kapal Pelni, kapal cargo, batu bara, atau kapal jurusan Tawau – Nunukan, maka kini belum tentu dalam satu minggu ada yang menggunakan jasa mereka.
Berhentinya Kapal Pelni dan kapal jurusan Tawau – Nunukan praktis membuat penghasilan mereka anjlok, sementara kebutuhan di lingkungan rumah tangga tak pernah mengenal mata pencaharian harus terhenti. Dalam situasi seperti ini semua pihak memang harus saling bergandengan tangan, saling menguatkan, dan terus berdoa semoga wabah ini bisa segera berakhir. #Humas
Pages: 1 2
Be First to Comment