Press "Enter" to skip to content

Paragon Ciptakan Momentum Bagi Generasi Millenial.

JAKARTA, marajanews.id – PT Paragon Technology and Innovation membuka peluang bagi generasi millennial mengembangkan potensi melalui program perusahaan yang disebut Novo Club.

Novo Club merupakan sarana belajar generasi muda yang ingin mengembangkan sesuatu yang baru yang mengkolaborasikan inovasi, seperti diskusi, pembelajaran interaktif, gerakan sosial dan peningkatan leadership.

kegiatan FJP Batch IV GWPP 2022 secara vitual di Jakarta.
Mentor dan Narasumber kegiatan FJP Batch IV GWPP 2022 secara vitual di Jakarta.

EVP and Chief Administration Officer PT Paragon Technology and Innovation, Miftahuddin Amin mengatakan, Novo Club sebagai wadah generasi muda merupakan komunitas mahasiswa yang ingin mengembangkan diri melalui kolaborasi inovatif.

“ Novo club mendorong para mahasiswa agar memiliki jiwa inovatif, karena dengan inovasilah kita akan survive dengan beragam perubahan yang ada.” Kata Miftahuddin Amin, Selasa (19/4) melalui kegiatan FJP Batch IV GWPP 2022 secara vitual di Jakarta.

Novo Club, kata Miftah, merupakan komitmen paragon mengembangkan anak muda untuk menyiapkan jiwa pemimpin masa depan yang berjiwa sosial dan inovatif.

Target program ini Mahasiswa aktif, senang berorganisasi dan menggelar event, berjiwa petualang, semangat belajar tinggi, spirit gotong royong, memiliki skill set akademik dan non akademik, semangat berinovasi serta mampu memimpin dan menggerakkan komunitas.

kegiatan FJP Batch IV GWPP 2022 secara vitual di Jakarta.
Peserta Webinar FJP Batch IV GWPP 2022 secara vitual di Jakarta.

“ Mereka tidak sekedar magang atau belajar, kita juga menawarkan benefit kepada peserta yang ikut serta, aktif, berkontribusi kepada perusahaan,” tambahnya.

Program Novo Club ini akan memberikan Awarding Most Valuable Para Novo every semester kepada peserta terpilih, sesuai dengan journey, novo club juga memfasilitasi peserta dengan series soft and hard Skill Development Program.

“ Karena novo club dari beragam Mahasiswa Se Indonesia, nantinya bisa digunakan sebagai bagian dari membangun network, rekan dan jaringan, relasi ke paragon, dan ambasador kampus,” tambahnya.

Animo mahasiswa terhadap program Novo Club cukup tinggi, yang telah teregistrasi sebanyak 2798 peserta dari total 2526 undangan dan join group hingga 1900 peserta.

Mereka yang tercover dalam program ini, diharapkan memiliki pengalaman dan referensi terkait dunia kerja dimasa yang akan datang.

Dengan adanya program tersebut dapat menjadi momentum bagi generasi millennial khususnya Mahasiswa untuk meningkatkan potensi diri sebelum memasuki dunia kerja.

kegiatan FJP Batch IV GWPP 2022 secara vitual di Jakarta.
kegiatan FJP Batch IV GWPP 2022 secara vitual di Jakarta.

Selain Novo Club, Paragon juga menciptakan program magang selama satu semester kepada mahasiswa melalui Paragon Internship Program (PIP).

Dalam program ini, peserta yang telah join program akan diperhadapkan dengan metode belajar Project Based Learning.

Kegiatanya meliputi ; pengerjaan proyek riil Paragon dan bertanggungjawab dalam pemecahan masalah yang peserta hadapi.

Mahasiswa yang mengikuti program ini mendapatkan bimbingan langsung dari mentor paragon secara rutin, mendapatkan materi pengayaan perusahaan yang meperkuat skill dari proyek yang ditugaskan.

“ Ini kita kaitkan dengan Program Pemerintah agar kegiatannya lebih sinergi, sehingga kita coba berkolaborasi mengambil esensi dan program pemagangan yang sesuai Kemendikbud,” kata Miftah.

Miftah berharap semoga Paragon dapat memberikan pembekalan optimal kepada peserta yang terpilih masuk ke program ini, karena projectnya nyata sehingga penyelesaiannya pun membutuhkan keseriusan penuh.

Untuk mengikuti program ini, mahasiswa yang terpilih memenuhi syarat berikut, mahasiswa dari seluruh jurusan yang berada dibawah naungan kemendikbud minimal semester 6-8, aktif organisasi maupun kepanitiaan.

Serta memiliki value yang sesuai dengan Paragon technology and Innovation yakni Ketuhanan, Ketangguhan, Inovasi, Kerendahan Hati dan Kepedulian.

“ Kita tidak memilih mahasiswa pintar secara intelektual tetapi juga pintar secara emotional question, agar mereka tidak merasakan kendala apabila bekerja ditempat yang supportif tentang masalah culture, dan kita akan memberikan optimal output bagi peserta begitu pula dengan perusahaan,” ungkapnya. #Fik

Bagikan :