Press "Enter" to skip to content

Aris Ananda : Life Skill Bagun Potensi Anak Usia Dini.

JAKARTA, marajanews.id – Penerapan Life Skill di setiap sekolah sangat bermanfaat untuk mengembangkan potensi anak usia dini.

Peserta Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan 2022 secara virtual mengikuti materi  Edutainment dan Story Telling : Pembelajaran Kecakapan Hidup pada Anak PAUD – SD.
Peserta Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan 2022 secara virtual mengikuti materi Edutainment dan Story Telling : Pembelajaran Kecakapan Hidup pada Anak PAUD – SD.

Life Skil merupakan metode pembelajaran mengasah kecakapan yang dimilki sesorang untuk mau menerabas kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan.

Trainiing Mentoring Program (Tempa) Kubik, Aris Ananda mengatakan, Life Skil dapat membangun potensi anak pada usia dini, anak atau siswa dapat proaktifdan kreatif mencari dan menemukan solusi dan mengatasi suatu persoalan.

Sedikitnya tiga hal yang dapat dikembangkan melalui Life Skill pada anak, pertama, Kecakapan Personal yakni kesadaran eksistensi dan kesadaran potensi diri anak.

Kedua, Kecakapan rasional yaitu kecapakan menggali, mengolah informasi, mengambil keputusan, dan memcahkan masalah.

Ketiga, Kecakapan sosial artinya kemampuan anak dalam berkomukasi lisan, tertulis dan memilki kecakapan bekerja sama.

Dari tiga pengembangan dalam life skil tersebut, aris menjelaskan pengembangannya dapat melalui media pendidikan secara luas.

Menurut Drs. Amir Achsin kata Aris, media pendidikan diartikan bahwa setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang memantapkan kondisi memungkinkan siswa memperoleh kemampuan dan pengetahuan sikap.

“ Cara berfikir anak usia dini menganggap benda apapun sebagai benda hidup,” kata Aris saat memaparkan materi Edutainment dan Story Telling : Pembelajaran Kecakapan Hidup pada Anak PAUD – SD melalui Pertunjukan Boneka Tali dalam Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan Batch IV yang digelar secara Virtual, Rabu (6/4) di Jakarta.

Model Efektif Pembelajaran Life Skill

Penulis Buku Kreatifitas Untuk Booming 2014 ini menjelaskan Bahan atau model yang biasa ia gunakan mengembangkan life skill pada anak usia dini adalah boneka tali.

Boneka tersebut digerakkan dan disisipkan alur cerita berperan sebagai sosok yang menyampaiakan pesan yang ditiru oleh anak.

Misalnya dengan menampilkan boneka dengan berbagai karakter melalui adegan kecakapan hidup, seperti sedang latihan menari tapi selalu merasa ada yang salah dengan tariannya, namun seseorang selalu menyemangati bahwa tariannya perlu dinikmati tanpa harus menghawatirkan salah dan benar dan pada akhirnya bisa menari dan senang.

“Anak anak perlu diberi ruang tidak selalu diperintah atau dihakimi dengan pelebelan, biarkan mereka menikmati prosesnya dan kemudian bisa memahami potensi dirinya untuk mencapai target kecakapan hidup,” ungkap Founder Nano Nani Show ini.

Terget Kecakapan hidup kata Aris merupakan kecakapan hidup personal anak belajar untuk percaya diri dan memahami potensinya.

“ Jadi setiap anak mempunyai potensi diri dan harusnya anak menguasai keterampilan hidup untuk percaya diri karena memiliki potensi yang sudah dianugrahi Tuhan,” jelasnya.

Pendongeng permainan Boneka Tali, Ryan Shahrezade
Storyteller permainan Boneka Tali, Ryan Shahrezade.

Permainan Boneka Tali

Dikesempatan yang sama, Pendongeng permainan Boneka Tali, Ryan Shahrezade mengatakan, media boneka tali memeliki kelebihan sesuai kehendak storytelling.

Riyan memperagakan dua karakter boneka dan alur cerita dengan suara khas anak anak, cara menggerakkan boneka tersebut menggunakan 12 tali yang diikat disetiap persendian boneka.

“ Namun terkadang juga kita tambahkan magnet atau gantungan untuk memberikan peran tambahan terhadap boneka tali itu misalnya mendorong gerobak dan peran lainnya yang dapat memicu perhatian anak,” kata Storyteller ini. #Fik.

Bagikan :