Press "Enter" to skip to content

Potret Infrastruktur Pendidikan, Refleksi Hardiknas 2022 Di Tapal Batas Negeri.

AKSES tranportasi dan fasilitas lainnya masih menjadi persoalan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di empat belas Kecamatan Wilayah tiga, kini membutuhkan perhatian serius, namun akankah menjadi refleksi di hari Pendidikan Nasional 2022, oleh Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah?

Kecamatan Lumbis, Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, Lumbis Hulu, dan Empat Kecamatan di Wilayah Krayan, begitu juga di kecamatan Seimenggaris, Sembakung Atulai dan Tulin Onsoi adalah wilayah tiga Kabupaten Nunukan berbatasan langsung dengan Negara tetangga, Malaysia.

Wilayah ini menjadi garda terdepan Indonesia yang hingga kini masih menyimpan duka pendidikan yang tak berujung. Terbatasnya Infrastruktur dan fasilitas pendidikan mewarnai potret aktifitas belajar mengajar pada satuan pendidikan.

Anggota DPRD Nunukan , Lewi S,sos mengakui kondisi pendidikan di wilayah tersebut memperihatinkan, gedung dan fasilitas sekolah saat ini perlu pembenahan.

Terutama yang terdampak luapan air dari bantaran sungai yang terjadi beberapa waktu lalu, hingga saat ini belum ada perbaikan atau bangunan baru yang dapat digunakan sebagai fasilitas belajar mengajar.

Rumah Dinas Guru
Infrastruktur Pendidikan Di SD OO7 Kecamatan Lumbis Kabupaten Nunukan.

Sistem Pendidikan Tidak Merata

Selain itu, pendidikan di daerah perbatasan juga masih terbelenggu dari sistem pendidikan yang tidak merata, membuat anak anak di wilayah tersebut menyesuaikan proses belajar ke Sekolah Induk yang jaraknya puluhan kilometer dan harus melalui jalur sungai.

Lewi mengatakan, seharusnya pemerintah membuka program filial atau kelas luar sekolah induk untuk mengatasi proses belajar siswa yang tempat tinggalnya dipedalaman.

“ Informasi yang kami dapatkan sudah tidak ada lagi program filial tapi bagaimana anak anak bisa mengenyam pendidikan jika tidak ada kebijakan seperti itu.” Kata Lewi.

Di wilayah ini ada pembangunan sekolah, namun tak terlihat tuntas, sarana pendidikan seharusnya meneyediakan enam ruang kelas di tingkat Sekolah Dasar, namun yang terealisasi yang hanya dua hingga tiga ruang kelas.

Terbatasnya anggaran menyebabkan RKB dirampingkan, pihak sekolah menggabung dengan menyekat ruang kelas untuk memisahkan siswa kelas 1,2 dalam 1 ruangan begitu juga kelas 3, 4 hingga kelas 5, 6 agar proses belajar mengajar tetap berlangsung.

“ Pihak sekolah juga melakukan pembagian waktu belajar siswa sekaligus menerapkan disiplin protokol kesehatan covid 19, tapi yang perlu dipikirkan adalah saat kondisi kembali Normal.” Kata Ketua DPC. PDI-P Nunukan ini.

Rumah Dinas Guru Di Lumbis Kecamatan Lumbis Butuh Pembenahan
Rumah Dinas Guru Di Lumbis Kecamatan Lumbis Butuh Pembenahan.

Penempatan Guru ASN Tidak Merata

Pemerataan penempatan guru di setiap sekolah khususnya yang berstatus ASN diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, justru didomimasi oleh tenaga guru honorer yang memiliki pengalaman terbatas.

Kompleksitas persoalan dalam meningkatkan mutu pendidikan di wilayah ini cukup rumit, beberapa Guru ASN yang bertugas selama 1 hingga 2 tahun meminta Mutasi ke Kota, alasannya mereka tidak mampu bertahan di pedalaman dengan kondisi rumah dinas yang sudah lapuk.

Kurangnya perhatian pemerintah terhadap fasilitas tersebut sebagian guru honorer yang mengabdi di pedalaman terpaksa kontrak rumah di Kabupaten Malinau Kalimantan Utara.

Dengan kendaraan roda dua setiap hari guru honorer itu berangkat ke sekolah menempuh perjalanan sekitar 2 hingga 3 jam, demi mengejar ketertinggalan mata pelajaran siswa didiknya di perbatasan.

Pengabdian guru honorer di perbatasan, kata anggota DPRD Dapil III ini, selayaknya mendapat porsi pengangkatan ASN. Penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPTK) seakan di Politisasi, kuota yang diusulkan pemerintah Kabupeten Nunukan sebanyak 500, dipangkas menjadi 400 orang dan diluluskan 135 orang itupun penempatannya di perkotaan.

“ Saya yakin jika pemerintah melengkapi fasilitas guru pasti mereka bertahan, selain rumah dinas, setiap sekolah juga butuh fasilitas jaringan internet,” tambahnya.

Melihat kondisi demikian, UPTD Diknas Nunukan terus mengupdate data sekolah di perbatasan agar Pemerintah Daerah menginventarisir satuan pendidikan yang masih terkendala infrastruktur sekolah, terutama buku pelajaran termasuk penambahan sarana perangkat komputer dan jaringan internet.

“ Ini kewajiban kita bersama, Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah tidak menunggu update data dari operator satuan pendidikan tetapi diharapkan UPTD aktif kelapangan untuk mengetahui kendala yang dialami setiap sekolah,” ungkapnya.

Bangunan Sekolah Du Kecamatan Lumbis
Bangunan Sekolah Dasar tiga Ruang Kelas Belajar.

Perbatasan Pilar Terdepan NKRI

Sebagai pilar terdepan dalam menjaga keutuhan negara, daerah perbatasan memiliki peranan penting dalam beragam kebijakan pemerintah.

Untuk menjaga integritas bangsa, pendidikan merupakan jembatan dan menjadi benteng serta bekal terciptanya kualitas dan karakter setiap warga negara dalam membangun dan mengembangkan diri dan daerahnya.

Namun dalam realitasnya potret pendidikan di wilayah tiga Kabupaten Nunukan berbanding terbalik dengan harapan dan masih menyisakan kesenjangan.

Karena itu penyediaan infrastruktur pendidikan salah satu solusi meningkatkan kualitas dan kualitas sumber daya manusia, semakin lengkap sarana dan prasarana pendidikan memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Alangkah tidak eloknya terdengar ketika wilayah perbatasan berada diposisi terdepan namun memiliki tingkat pendidikan terbelakang, tentu hal ini menjadi tanggungjawab pemerintah, memikirkan kondisi pendidikan para generasi bangsa di tapal batas Indonesia.

Anggota DPRD Nunukan
Anggota DPRD Nunukan, Lewi S.Sos dan Hendrawan saat meninjau Rumah Dinas Guru Di Kecamatan Lumbis.

Kurikulum Merdeka Belajar

Harapan menjemput kurikulum merdeka belajar yang dicanangkan kementrian pendidikan, riset dan teknlogi seakan pupus diterpa gelombang ketertinggalan pembangunan infrastruktur.

Kurikulum ini dipersiapkan bagi ratusan ribu peserta didik agar belajar lebih menyenangkan, bebas mengembangkan minat dan bakat sesuai kompetensi yang diinginkan, justu menjadi tantangan yang tidak dapat diantsipasi dengan sejumlah sarana pendukung.

“ Ini yang seharusnya dipahami pemerintah daerah, saya selalu menyerukan agar pemerintah provinsi dan daerah menyiapkan road map pengembangan pendidikam di wilayahnya supaya kedapan terintegrasi dengan pasar kerja,” kata Anggota DPR RI Dapil Kaltara, Dedy Yefry Hateru Sitorus, melalui siaran Radio RRI Pro 2 belum lama ini.

Dedy menambahkan pentingnya pendidikan vokasi dan pelatihan kejuruan harus dipersiapkan dari sekarang. Hal tersebut menjadi bagian penting dalam Investasi yang akan datang, jika tidak maka masyarakat menjadi penonton di Negerinya sendiri.

Pengembangan kompetensi di bidang pendidikan menjadi jembatan bagi tenaga pendidik, selain kompetensi sumber daya, seluruh sektor usaha bergerak tentunya memacu perputaran ekonomi dan berdampak pada pembangunan Daerah.

Peringatan Hardiknas Di SMP 02 Kecamatan Tulin Onsoi
Peringatan Hardiknas Di SMP 02 Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan.

Refleksi Hardiknas 2022

Pendidikan adalah anak tangga yang disediakan untuk rakyat agar dapat meningkatkan kehidupan lebih baik sehingga nafas pendidikan yang berkualitas dapat dihembuskan anak anak diwilayah perbatasan.

Hembusan nafas pendidikan dalam pelaksanaan upacara Hardiknas 2022 di tulin onsoi menjanjikan pembenahan infrastuktur, namun sayang hal itu masih terbayang.

Meskipun Peringatan Hardiknas 2022 di ikuti 70 siswa dan 7 Tenaga Pendidik. tak mengurangi semangat momentum hari pendidikan Nasional yang dipusatkan di SMP Negeri 02 Tulin Onsoi.

Semangat anak perbatasan tak kalah dengan siswa yang tinggal di perkotaan, hanya saja mereka perlu perhatian dan kepastian fasilitas pendidikan seperti perpustakaan serta laboratoriaum di setiap satuan pendidikan.

“ Insya Allah kalau ada laboratorium tentu mendukung anak anak dalam pengembangan diri, mereka tidak saja fokus di ruang kelas tetapi ada kegiatan lain untuk menambah wawasan,” kata Asnan Kepala Sekolah SMP 02 Tulin Onsoi saat dikonfirmasi usai pelaksanaan upacara Hadiknas 2022.

Pendidikan adalah tanggungjawab bersama bagi seluruh pemangku kepentingan, melalui hari pendidikan Nasional 2022 setidaknya wailyah tiga menjadi renungan bagi pemerintah dalam melihat kondisi pendidkan di 14 Kecamatan tersebut.

Merdeka Belajar membawa langkah tenaga pendidikan semakin serentak namun kondisi infrastruktur pendidikan masih jalan ditempat, akankah pendidikan wilayah perbatasan terus terbelakang ataukah tema Hardiknas Hanya sekedar wacana para pemimpin di negeri ini, bergeraklah, wujudkan merdeka belajar di tapal batas Negeri. ***

Penulis : Taufik

Bagikan :