NUNUKAN, marajanews.id- Untuk menjaring dan memacu potensi dan minat Guru di Kalimantan Utara, Dinas Pendidikan Kaltara menggelar workshop Strategi Penguatan minat guru menjadi penggerak (SI-PAGU) Bergerak Jenjang SMA /SMK/SLB Wilayah Nunukan.
Workshop ini dilaksanakan dua hari, Sabtu-Minggu (11-12/11/23) di Aula SMU Negeri 1 Kabupaten Nunukan.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltara Wilayah Nunukan, Mahfudz, S.Ag mengatakan, Workshop ini kali pertama digelar di Kalimantan Utara bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah dan mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada murid.
” Workshop baru diadakan tahun ini untuk memacu minat guru sebagai guru penggerak di tingkatan SMA, SMK, SLB di Provinsi Kaltara khususnya di Kabupaten Nunukan,” kata Mahfudz.
Guru Penggerak lanjut Mahfudz, nantinya berperan memecahkan berbagai persoalan di bidang pendidikan, hal ini tentunya menjadi tugas oleh tenaga pengajar ketika menjadi guru penggerak.
Selain itu, Guru penggerak juga mendorong komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah dan lingkungannya, Menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain untuk pengembangan pembelajaran di sekolah dan Memacu peningkatan kepemimpinan siswa di sekolah.

” Guru penggerak juga akan menjadi pemimpin pendidikan yang memacu kesejahteraan ekosistem pendidikan di sekolah dan membuka ruang diskusi positif dan kerjasama antar guru serta pemangku kepentingan baik di dalam maupun luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kalimantan Utara.” tambanya.
Minimnya Guru Penggerak di Kalimantan Utara khususnya di Kabupaten Nunukan memicu perhatian Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Nunukan untuk mengadakan kegiatan yang dapat membuka minat tenaga pengajar sebagai guru penggerak.

Meski baru pertama kali digelar di Kabupaten Nunukan, antusiasme guru mengikuti workshop tersebut cukup tinggi.
Mahfudz mengatakan, sekira 89 guru hadir mengikuti workshop tersebut nantinya juga akan mengikuti uji kompetensi sebagai Guru Penggarak di Kalimantan Utara.
” Di Kabupaten / Kota diwilayah Kaltara belum ada baru kali ini kita adakan di Nunukan dan kegiatan ini setara dengan Level provinsi Kalimantan Utara,” lanjutnya.
Sebagai Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan wilayah Nunukan, Mahfudz membenarkan bahwa Ketersediaan guru penggerak di Kalimantan Utara sangat minim bahkan tidak ada.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya persaingan yang ketat hingga tes yang rumit, lantaran seleksi dilaksanakan juga diadakan secara nasional.
Untuk itulah, dalam membekali guru menuju pada seleksi guru penggerak secara nasional, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kepala Cabang Wilayah Nunukan menggelar workshop tersebut.
” Out Put nya adalah Inovasi, peserta dinyatakan kompeten apa bila mampu menguasai bidangnya, yakni cakap Pengetahuan, Keterampilan dan Prilaku, itu yang kita harapkan kedepan agar agar mereka dapat bersaing dan mengantongi predikat sebagai guru penggerak di Kaltara,” ungkap Mahfudz.

Adapun syarat menjadi guru penggerak, kata Mahfudz meliputi, Pertama, Pengalaman mengajar 5 Tahun baik ASN maupun Non ASN dan terdaftar di Aplikasi Sistem Informasi Managemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIM PKB).
Kedua, Memiliki profil guru di sistem informasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan masa tugas mengajar selama tidak kurang dari 10 tahun atau memiliki usia maksimal 50 tahun saat mendaftar.
Hasil yang diharapkan dari Program Pendidikan Guru Penggerak, setiap guru dapat mengembangkan diri dan bekerjasama secara mandiri.
Selain itu Guru memiliki kedewasaan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai dengan kode etik.

Mereka (Guru) juga merancang, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan melibatkan orang tua siswa.
Kemudian mampu berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan sekolah dan membentuk kepemimpinan siswa, serta mengembangkan dan memimpin upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada siswa dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah.#m01.